Dengan tema “Kehidupan Masyarakat di
Korea Selatan”,Aku jadi ingin mengorek lingkupan remaja di KorSel. Tentu saja
Aku gatal untuk membahasnya karena aku juga seorang remaja,jadi Aku akan
berbicara dengan pemikiran orang remaja,walaupun Aku bukanlah remaja yang
tinggal di negara gingseng itu.
Remaja di Korea sama seperti di
remaja di negara kita,tren dengan menggunakan singkatan singkatan dalam
menggunakan kata-kata,kalau Kita mungkin menyebutnya dengan bahasa
gaul,sedangkan kalau mereka lebih menyebutnya dengan kata “AMIGO”
( Aremdaun Minyeoruel Joahamyeon
Gosaenghanda). Artinya Hati jadi sakit ketika kamu jatuh cinta dengan
si Cantik.
Sistem pembelajaran tiap sekolah di
KorSel,Aku rasa hampir sama gilanya dengan sistem pembelajaran di negara Jepang.
Yah,11-12 lah. Bisa dilihat dalam waktu Mereka ada di dalam sekolah.Seperti
yang Aku telusuri,siswa siswi SMP pulang jam 4.30 sore setiap harinya sedangkan
siswa/siswi SMA pulang jam 09.30 malam. Diperkirakan siswa SMA KorSel
menghabiskan 16 jam sehari.Waaaaoowww daebaaak! Huhu,Donghae oppa pasti kamu
sudah mengalami hari-hari sekolahmu dengan cukup berat. *plaaak. Tapi mungkin
bagi masyarakat di sana,hal itu adalah hal yang wajar. Karena seorang pelajar
yaa harus belajar.(?) Sangat bisa dipastikan jika Mereka tiap hari belajar 16
jam sehari,sudah pasti Mereka tidak bisa mempunyai hobi yang berarti. Mungkin
hanya pada saat libur sekolah saja,atau pada liburan mereka bisa melakukan
hal-hal yang disukai. Tapi kalau hari wajib sekolah,TIDAK MUNGKIN BISA.
Walaupun terkesan gila,tapi Aku
merasa ini patut dibanggakan pula.Sebab kalau mau flashback ke jaman purba-sori
jaman susah-susahnya maksud saya. Korea Selatan adalah salah satu negara
termiskin di Asia. Poor Korea. Tapi sekarang KORSEL bisa menjadi negara ke 13
dengan perekonomian terkuat. Tentu saja dikarenakan pemerintah yang berusaha
keras sehingga warga KORSEL menjadi warga yang tahan banting,maju dan mandiri.
Salah satu contoh adalah sistem pembelajaran tadi.
Namun negatifnya juga bisa dlihat
jelas tanpa perlu repot repot memakai kacamata. Dikarenakan Korea Selatan
adalah sebagai salah satu negara yang maju,semua dituntut untuk SEMPURNA. Baik
di dalam ataupun diluar. Di dalam itu adalah berkaitan dengan ilmu dan
skill,diluar itu berkaitan dengan
kecantikan fisik secara keseluruhan. Dalam mencari pekerjaan,selain skill- tampang
adalah nomor satu menurut warga KorSel. Jadi semakin cantik-tampan nya
seseorang,makin besarlah untuk keberhasilan seseorang dalam pendapatan
pekerjaan. Dan kalau mereka tak dilahirkan
sempurna dalam kecantikan fisik,mereka rela mengubah diri mereka dengan
operasi plastik. Apalagi operasi plastik korea selatan cukup mengagumkan.
Dengan biaya yang 50% lebih murah dibandingkan di Jepang,mampu mendapatkan
wajah “baru” yang fantastic. Siapa yang tidak tergiur?Apalagi manusia memang
memiliki sifat yang tak cukup puas dengan apa yang di dapat saat ini.Karena
itulah remaja remaja di KorSel mengetahui
hal itu dan memiliki suatu pemikiran yang salah.
Saat ditanya konsep cantik itu
seperti apa,kebanyakan mereka memiliki mata yang besar,muka yang mungil,dan
kurus. Padahal orang korea identik dengan mata yang sipit dan banyak yang tak
memiliki kelopak mata. Sudah pasti pemikiran mereka adalah operasi plastik.
Saat salah satu orang dipuji karena menurut kita,dia cantik. Dia akan bilang Dia
tak cantik tapi akan menunjukkan salah satu temannya yang memiliki kelopak mata.
Bahkan ada beberapa siswi yang memiliki katapel kecil dan botol berlabel “eye
charm”. Cara penggunaannya cukup mengerikan.
Musim dingin saat liburan sekolah,remaja
korsel banyak yang mengunjungi klinik operasi plastik.Yang menyedihkannya
lagi,25% ibu ibu korea menyuruh anaknya 12-16tahun untuk operasi plastik,what the? Kalau anaknya sudah
berpenghasilan dan ingin tampil lebih cantik,it’s okay.Why? Karena Mereka sudah
dewasa. Tapi kalau masih bersekolah dengan pemikiran yang labil itu,pasti Dia
akan merasa minder dan rendah diri. Sedih sekali,bahkan orang tua mereka tak
bisa mengajarkan rasa bersyukur. Bukankah Itu adalah hal yang paling mendasar? Menurutku,biarlah
lingkungan menuntut anak-anak KorSel untuk tampil sempurna,tapi tugas orang
tualah untuk selalu mendukung anak-anak serta tetap mengajarkan mereka untuk
selalu bersyukur dengan apa yang diterima dan apa yang dihadapi.Setuju?